PENGARUH KOMUNITAS PUNK TERHADAP PERILAKU REMAJA INDONESIA
Komunitas yang satu ini memang sangat
berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang
yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas
yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih
dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini.
Komunitas ini bukan hanya sekedar nongkrong di pinggir jalan,
berpakaian aneh, gak pernah mandi, dan seterusnya, tetapi komunitas ini
banyak melahirkan karya-karya yang bisa mereka banggakan. Di bidang
musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di hati
remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band cengeng yang
selalu merengek-rengek, bahkan sampai nangis kayak cewek untuk
mendapatkan tempat di hati remaja Indonesia. Band punk sendiri sangat
identik dengan indie label, dengan modal yang minim band-band punk bisa
terus exis di belantika musik tanah air tercinta, bahkan sampai ke level
yang lebih tinggi, yaitu go international. Selain di bidang musik,
komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, awalnya mereka hnya
membuat pakaian untuk mereka pakai sehari-hari, seiring dengan
berjalannya waktu, mereka membuat dengan jumlah yang lebih banyak dan
juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian yang diproduksi
sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri
ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang
sudah akrab dengan remaja Indonesia. Di distro sendiri juga tidak hanya
menjual pakaian, banyak aksesoris-aksesoris buatan anak-anak punk juga
yang dijual di distro. Tidak hanya itu, distro sendiri juga dijadikan
senjata untuk publikasi band-band punk yang sudah menpunyai album,
pokoknya apa yang dilakukan komunitas punk tidak main-main, semuanya
tertata rapi, yang aku tau sih itu namanya simbiosismutualisme. Jadi,
jangan heran kalau remaja Indonesia dibilang gak keren karena belum
belanja di distro. Tidak berhenti di situ, dengan gaya yang seperti itu,
jangan sampai Anda bilang komunitas punk itu “gaptek” (gagap
teknologi), dunia maya juga menjadi salah satu jalur perkembangan
komunitas punk.
Perkembangan scene punk, komunitas,
gerakan, musik, dan lainnya, yang paling optimal adalah di Bandung,
disusul Malang, Yogyakarta, Jabotabek, Semarang, Surabaya, dan Bali.
Parameternya adalah kuantitas dan kualitas aktivitas, bermusik,
pembuatan fanzine (publikasi internal), movement (gerakan), distro
kolektif, hingga pembuatan situs.Meski demikian, secara keseluruhan,
punk di Indonesia termasuk marak. Profane Existence, sebuah fanzine asal
Amerika menulis negara dengan perkembangan punk yang menempati
peringkat teratas di muka Bumi adalah Indonesia dan Bulgaria. Bahwa
`Himsa`, band punk asal Amerika sampai dibuat berdecak kagum menyaksikan
antusiasme konser punk di Bandung. Di Inggris dan Amerika, dua negara
yang disebut sebagai asal wabah punk, konser punk yang sering diadakan
disana hanya dihadiri tak lebih seratus orang. Sedangkan di sini, konser
punk bisa dihadiri ribuan orang. Mereka kadang reaktif terhadap
publikasi pers karena khawatir diekploitasi. Pers sebagai industri,
mereka anggap merupakan salah satu mesin kapitalis. Mereka memilih
publikasi kegiatan, konser, hingga diskusi ide-ide lewat fanzine.
Sebagaimana telah difahami, bahwa dalam
perkembangannya manusia akan melewati masa remaja. Remaja adalah anak
manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa.
Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi
perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh
berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya
berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan
berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau
kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25
tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa remaja adalah saat-saat
pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita
perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja:
1. Lingkungan keluarga.
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa.
Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.
2. Lingkungan sekolah.
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.
3. Lingkungan teman pergaulan.
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
4. Lingkungan dunia luar.
Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisasi.
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa.
Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.
2. Lingkungan sekolah.
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.
3. Lingkungan teman pergaulan.
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
4. Lingkungan dunia luar.
Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisasi.
Pada masa remaja, emosi masih labil,
pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di
dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh,
mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya
perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu
menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi
tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk
itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit
yang ada di dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala
punk, tetapi dia tidak idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk,
dia juga suka musik cengeng yamg lembut bak seorang bayi yang baru
keluar dari rahim ibunya. Dari contoh kecil tersebut, komunitas punk
masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja
Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan bertanggung jawab
terhadap kebebasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar