ADA artikel menarik. Tulisan yang dimuat otoasia.com, edisi Senin
(20/2/2012) menyebutkan, konsentrasi tambahan diperlukan dalam
mengoperasikan sepeda motor. Nah, hal itu memberi kontribusi pada level
kerja otak sehingga meningkat lebih jauh. Apa artinya itu?
Buat saya selaku pemotor, setiap hari wajib konsentrasi penuh saat berkendara. Salah-salah bisa masuk rumah sakit atau lebih buruk kalau konsentrasi raib. Nah, tulisan di situs tersebut, mengutip hasil penelitian dari University of Tokyo terhadap sejumlah pengendara.
Buat saya selaku pemotor, setiap hari wajib konsentrasi penuh saat berkendara. Salah-salah bisa masuk rumah sakit atau lebih buruk kalau konsentrasi raib. Nah, tulisan di situs tersebut, mengutip hasil penelitian dari University of Tokyo terhadap sejumlah pengendara.
“Penelitian ini membuktikan level fungsi kognitif kerja otak mereka
setelah menggunakan sepeda motor ke tempat kerja sehari-hari selama dua
bulan,” tulis Otoasia.com. Para peneliti meyakini bahwa konsentrasi
tambahan diperlukan dalam mengoperasikan sepeda motor dan memberi
kontribusi pada level kerja otak sehingga meningkat lebih jauh.
Hal inilah yang membuat pengendara sepeda motor berbeda dari komuter pada umumnya. Jika misalnya pengendara mobil memindahkan mereka dari titik A ke titik B, maka para pengendara sepeda motor tidak hanya berpindah tempat, tetapi juga ‘berpindah’ level berpikir menjadi jauh lebih baik.
Pengujian berikutnya adalah mencari tahu bagaimana kebiasaan mengendarai sepeda motor mempengaruhi otak. Mereka yang diuji adalah orang-orang dalam kondisi sehat yang dalam 10 tahun tidak menggunakan sepeda motor.
Hasilnya, mereka menggunakan sepeda motor dalam beberapa bulan pengujian, baik untuk bekerja maupun mengendarainya sesekali. Sementara itu, dr Kawashima dan tim mencari tahu berdasarkan rekam kerja otak yang kemudian menemukan adanya peningkatan fungsi kognitif, yang selanjutnya pada memori dan hal-hal spasial (kerja pikiran terhadap alasan penggunaan ruang). Tulisan selengkapnya mengenai penelitian itu bisa disimak disini.
Pertanyaannya, kalau penelitian itu dilakukan di Jakarta, kira-kira hasilnya apa yah? Apakah praktik seruntulan saat berkendara juga dipengaruhi oleh level kerja otak?
Hal inilah yang membuat pengendara sepeda motor berbeda dari komuter pada umumnya. Jika misalnya pengendara mobil memindahkan mereka dari titik A ke titik B, maka para pengendara sepeda motor tidak hanya berpindah tempat, tetapi juga ‘berpindah’ level berpikir menjadi jauh lebih baik.
Pengujian berikutnya adalah mencari tahu bagaimana kebiasaan mengendarai sepeda motor mempengaruhi otak. Mereka yang diuji adalah orang-orang dalam kondisi sehat yang dalam 10 tahun tidak menggunakan sepeda motor.
Hasilnya, mereka menggunakan sepeda motor dalam beberapa bulan pengujian, baik untuk bekerja maupun mengendarainya sesekali. Sementara itu, dr Kawashima dan tim mencari tahu berdasarkan rekam kerja otak yang kemudian menemukan adanya peningkatan fungsi kognitif, yang selanjutnya pada memori dan hal-hal spasial (kerja pikiran terhadap alasan penggunaan ruang). Tulisan selengkapnya mengenai penelitian itu bisa disimak disini.
Pertanyaannya, kalau penelitian itu dilakukan di Jakarta, kira-kira hasilnya apa yah? Apakah praktik seruntulan saat berkendara juga dipengaruhi oleh level kerja otak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar